Cerita Ngentot CERITA SEX SITI YANG MASIH BAU KENCUR
Cerita Sex Siti Yang Masih Bau Kencur – Aku yang tinggal dikawasan kayumanis di daerah Jakarta, bergabung bersama teman sedaerah. Disana kami menempati rumah yang dikatakan cukup besar. Namun sayangnya rumah tersebut hanya separuh tembok dan setengahnya lagi berdinding bambu yang hanya di lapisi kertas semen. Pada waktu itu banyak rumah di Jakarta seperti itu. Rumah kami yang aku tempati berada di dalam gang dan memiliki halaman di depan rumah yang cukup luas dan ada beberapa tanah kosong.
Temanku diminta saudaranya untuk menjaga sambil menempati rumah itu. Pemiliknya tinggal dirumah jatah dari kantornya di Rempoa. Katnya rumah itu kalau tidak ditempati, akan ditarik kembali. Makanya mereka terpaksa meninggalkan rumah di tengah kota pindah ke pinggiran. Aku tidak banyak mengenal lingkungan sekitar situ, karena pagi berangkat kuliah dan kembali ke rumah sudah gelap sekitar jam 7 atau 8 malam. Aku juga bekerja sambilan membantu menjaga toko kaset punya teman. Jadi praktis siang hari tidak pernah di rumah, meskipun hari minggu.
Suatu hari temanku Nasrul (sebut saja begitu) memberitahu bahwa ada cewek ingin kenalan. Aku tentu saja penasaran ingin tahu yang mana orangnya. Menurut pandanganku di wilayah sekitar rumah tidak ada sosok cewek yang menarik. Kebanyakan adalah ibu-ibu. Menurut Nasrul, cewek itu tinggalnya di jalan dekat sekolah Madrasah. Itu berarti dari gang rumah kami lalu belok kanan di jalan raya dan rumahnya di sebelah kiri.
Kata Nasrul ceweknya masih kecil masih bau kencur, tapi sudah centil banget. Sampai suatu malam, Nasrul memanggilku karena cewek itu dan temannya ada di luar rumah kami. Aku bergegas dan segera menemui mereka. Memang benar anaknya masih kecil, tetapi tampilan genitnya sudah kelihatan. Kami ngobrol sambil berdiri di kegelapan gang dekat rumah.
Aku jadi sering bertemu dengan cewek itu yang memperkenalkan namanya Siti. Berikutnya tidak lagi sekedar ngobrol di gang gelap, tetapi mulai jalan di sekitar kampung itu menelusuri gang-gang. Kami seperti pacaran . Padahal aku sudah kuliah dan usiaku waktu itu 21 tahun. Siti baru lulus SD usianya sedikit lebih dari 12 tahun.
Dari jalan biasa kemudian bergandengan, kemudian dia memeluk pinggangku. Itu semua jika kami berada di kegelapan. Jika ada orang kami lepas lagi. Aku mulanya biasa saja, tetapi menghadapi tingkahnya yang agresif aku jadi penasaran. Pada waktu itu aku sama sekali tidak tertarik dengan cewek di bawah umur. Namun kegenitan Siti membuatku ingin tahu. Seandainya kemesraan yang diinginkan aku layani, bagaimana kelanjutannya.
Suatu hari, seperti biasa jika di tempat gelap dia merapat. Namun kali ini dia memelukku dan kedua tangannya melingkar di leherku. Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku lalu bibir kami bertemu. Tidak ku sangka berciuman seperti ini dilakukan dan ini inisiatif dari dia. Aku kemudian melayani lumatan bibirnya. Dia memang belum mahir berciuman, sehingga akulah yang melumat dan memainkan lidahku di dalam rongga mulutnya. Nafasnya memburu menandakan dia sudah dilanda nafsu birahi.
Kami kemudian sering melakukan ciuman di tempat-tempat gelap. Aku tidak ingat apakah selama ciuman pada waktu itu aku menggerayangi badannya atau tidak. Sebab kejadian ini sudah lama sekali.
Setelah sering berciuman, aku jadi penasaran. Jika kami bisa bermesraan di tempat yang lebih leluasa, apakah yang akan terjadi. Aku sudah berencana untuk mengajak Siti jalan. Tujuanku waktu itu adalah Ancol. Saat itu tempat yang dikenal dengan Bina Ria, memang menyediakan tenda untuk orang bermesraan. Tenda-tenda itu sebenarnya untuk memfasilitasi para pelacur yang berjejer di dekat situ. Aku tahu karena sering jalan bersama teman-teman nenonton aksi pelacur memikat pengendara yang melintasinya. Tendanya hanya berisi kursi panjang dengan batal busa berlapis jok plastik.
Siti setuju dan akan mengatur alasan ke orang tuanya. Malam minggu sekitar jam 6 sore kami bertemu dekat warung baso sekitar 100 m dari wilayah kami. Pada waktu itu aku memang sudah memiliki motor Yamaha.
Sesampainya di Ancol aku langung menuju kawasan tenda di tepi pantai. Pada mulanya kami duduk rapat lalu berciuman. Dari posisi duduk berciuman sampai akhirnya rebah. Aku mencoba menggerayangi buah dadanya. Terasa ada tetapi masih kecil. Aku tidak ingat Siti waktu itu mengenakan pakaian apa, tetapi kemudian aku bisa memasukkan tanganku dan dia belum menggunakan BH, hanya semacam kaus sisnglet. Tanganku terus masuk sampai benar-benar bisa meraba payudaranya. Terasa buahdadanya masih kecil dan baru tumbuh.
Aku penasaran dan membuka bagian atas. Seingatku Siti sangat kooporatif. Dia tidak melakukan penolakan, malah membantu melepas bajunya bagian atas. Setelah terbuka semua aku sempat mengamati sebentar. Bentuknya masih lancip dan agak menggembung sedikit. Putingnya masih belum berkembang, sehingga besarnya masih seperti puting anak-anak.
Aku menciumi dan menjilati juga menghisap putingnya. Tanganku kemudian meraba ke selangkangannya dan mencoba masuk meraih kemaluannya. Di sana belum tumbuh bulu sedikitpun. Karenanya aku penasaran dan ingin melihatnya. Siti kutelanjangi. Dia tidak menolak malah memberi jalan aku membuka semua bajunya. Padahal aku masih berpakaian lengkap
Sebelum ini aku sudah pernah berhubungan dengan cewek, tapi mereka sebayaku. Meski aku sudah merasakan hubungan badan dengan cewek-cewekku tetapi belum punya pengetahuan mengenai anatomi kemaluan wanita. Belum tahu mengenai clitoris.
Aku merabai kemaluannya dan mencoba memasukkan jariku. Nafas Siti sudah memburu, Dia minta aku membuka celanaku. Permintaannya kuturuti dan terbebaslah kemaluanku dari kekangan celana. Barangku lalu digenggam-genggamnya.
Siti kemudian memohon kepadaku untuk mengulum penisku. Sebelumnya aku tidak pernah penisku dikulum cewek. Ini merupakan hal baru. Oleh karena itu aku terperanjat oleh kemauan Siti.
Dia kupersilahkan dengan sebelumnya aku melepas seleuruh celanaku. Aku duduk bersandar dan Siti mulai mengulum penisku. Mungkin karena baru pertama kali aku merasakan sensasi yang luar biasa. Geli bercampur nikmat. Kuingat ketika Siti mengulum penisku dia menyedotnya kuat-kuat. Aku merasa ssperma ku seperti ditarik paksa keluar sampai akhirnya aku ejakulasi.
Namun sebelum ejakulasi ku angkat kepalanya menjauhi penisku, sehingga sperma muncrat ke pasir di bawah bangku.
Setelah ejakulasi yang spektakuler dan nafsuku reda aku membuka percakapan menanyakan bagaimana dia tahu menghisap penis, apakah sebelum ini pernah berpacaran. Dia mengaku belum pernah. Aku adalah orang pertama yang menjadi pacarnya. Dia tahu mengenai soal menghisap penis karena sering membaca buku-buku stensilan. Pada masa itu, memang banyak beredar buku-buku stensilan. Belum ada film porno, karena video pun belum ada. Menurut dia, membaca buku stensilan merupakan hobbynya sejak kelas 5 SD. Rupanya dia penasaran oleh gambaran yang diceritakan dalam buku-buku stensilan.
“
Siti berterus terang mengatakan dia juga ingin merasakan bagaimana rasanya berhubungan badan. Mendengar pengakuannya itu penisku perlahan-lahan bangun kembali. Di kutidurkan telentang di kursi. Aku lalu mengatur posisi merangkak diatas tubuhnya. Penisku aku tempelkan ke depan lubang vaginanya. Berkali-kali aku dorong tetapi selalu meleset. Aku lalu melumasi penisku dengan ludahku sendiri untuk memperlicin masuknya penisku ke dalam vaginanya.
Melalui cara itu penisku berhasil masuk sedikit ke vagina TGenny, tetapi baru sedikit. Aku berusaha memasukkannya lag, tetapi sulit. Kutekan paksa, tetapi kata Siti, sakit. Nafsuku yang menggebu tidak memperdulikannya. Pikiranku hanya terpusat untuk mendorong masuk sepenuhnya penisku ke dalam vaginanya.
Dengan gerakan sedikit demi sedikit dan Siti merintih kesakitan, aku terus mendorong masuk penisku. Setelah penisku masuk sepenuhnya aku merasa penisku agak ngilu. Mungkin karena gesekan paksa. Aku berusaha memaju mundurkan penisku di vaginanya, tetapi terasa ketat sekali. Dia merasa sakit, tetapi tidak berusaha mendorongku untuk berhenti. Meski sakit dia membiarkan aku memaju mundurkan penisku di dalam vaginanya yang kecil. filmbokepjepang.com
Karena vaginanya yang begitu ketat, maka aku tidak bisa bertahan lama. Ejakulasiku segera datang dan seingatku sperma dilepas di dalam vagina Siti. Aku puas dan Siti tampaknya juga puas. Setelah kuingat-ingat sekarang, dia tidak sampai merasakan orgasme. Pada waktu itu pun aku belum tahu wanita juga punya orgasme.
Setelah kejadian itu, aku jadi makin sering menyetubuhi Siti. Persetubuhan berikutnya, tidak lagi terlalu sulit memasukan penisku di vaginanya Aku selalu melepas spermaku di dalam vaginanya. Entah mengapa aku tidak berpikir perbuatanku itu bisa mengakibatkan dia hamil. Tapi yang kuingat ketika itu dia mengaku belum mengalami haid.
Persetubuhanku dengan Siti membuat orientasi sex ku jadi berubah. Aku kemudian menyukai berhubungan dengan anak-anak di bawah umur. Menurutku anak anak yang baru akan tumbuh memiliki daya tarik karena semua organ sexnya baru berkembang. Kelemahan anak-anak di bawah umur adalah mereka belum mengerti bagaimana mengimbangi permainan lawan. Mereka umumnya hanya diam saja. Aku bahkan belum pernah menemui anak-anak itu. Mendapat orgasme. Meskipun aku kemudian mengerti soal oral dan paham harus menstimulir clitoris, tetapi meski lama dioral clitorisnya mereka tidak bisa mendapat orgasme